Home » » Antara ADA dan TIADA

Antara ADA dan TIADA

Written By BAGUS herwindro on Aug 23, 2012 | August 23, 2012

Menyelami dunia QUANTUM, sedikit banyak telah memberikan pemahaman baru tentang berbagai hal menyangkut alam semesta ~ makhluknya Gusti Allah. Kalau mau tahu tentang manusia sebagai makhluk cahaya, ya pelajarilah cahaya yang mempunyai sifat dualitas, yaitu sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang. Juga tentang saling keterhubungan antar semua makhluk, yang tentu saja mengenai lintasan jarak dan waktu di seluruh alam semesta.

Quantum, sedikit dapat menjelaskan dan mengaitpautkan antara dunia yang kasat mata dengan dunia yang tak kasat mata, antara ajaran-ajaran yang bermuatan filosofis dengan realita kealamsemestaan dan juga sedikit menjelaskan hakikat di balik dogma-dogma agama. Tentu saja kalau kita bersedia open mind tentangnya.

Cara pandang   Quantum, sedikit banyak bisa kita jadikan alat untuk mengoptimalkan ikhtiar keseharian kita dalam hal apa saja tanpa berfokus pada hasil / pencapaian itu sendiri. Bukankah demikian yang dituntut oleh Gusti Allah kepada kita ?

Kalau Panjenengan ingin tahu lebih banyak, tinggal tanya saja sama mBah Google atau cari video koleksinya mBakYou Tube, sebab saya tidak bermaksud menguraikannya lebih jauh. Yang jelas di balik segala temuan mutakhir tentang alam semesta, terpapar nyata tentang adanya keteraturan sekaligus ketakteraturan atau kepastian sekaligus ketakpastian yang tentu saja ada “tangan” Tuhan di baliknya.

Namun demikian, segala pengetahuan tersebut tetaplah bersifat relatif, dalam arti di kelak kemudian hari sangat termungkinkan terkuak rahasia baru tentang alam semesta ~ makhluknya Gusti Allah dan tentu saja seyogyanya bahwa pemahaman tentang itu semua haruslah menambah dekatnya keyakinan kita pada gusti Allah, bukan sebaliknya.

Tapi intinya begini, bahwa setiap materi itu ternyata mempunyai bahan pembentuk asal yang sama. Materi bila dipecah-pecah akan menjadi molekul. Molekul dipecah-pecah lagi menjadi sub molekul. Sub molekul menjadi partikel. Partikel menjadi neutron-proton-elektron dan bila dipecah lagi akan hanya bertemu sesuatu yang kosong berupa wave / gelombang saja yang disebut sebagai QUANTUM. Nah, quanta itu bentuk jamak dari quantum.

Kalau melihat dari sudut pandang Quantum ini, semestinya semua makhluk itu benar-benar semu keberadaannya, dalam arti sebenarnya tiada sebab tak ada wujudnya, hanya berupa gelombang. Berarti pula semua tak ada bedanya, misalnya antara “tahu” dan “tahi” derajadnya sama pada level Quantum, secra hakikat sama-sama makhluknya Gusti Allah. Yang berbeda adalah saat “tahu” dan “tahi” ini dilihat pada level fisik dalam realitas wujudnya masing-masing, syariatnya pun berbeda dalam lingkup kehidupan manusia.

Meskipun bahan bakunya sama yaitu berupa gelombang, tetapi tiap makhluk memiliki wujud yang berbeda-beda, sebab frekuensinya pun berbeda-beda. Tiap-tiap frekuensi yang membentuk suatu materi, ternyata diberi selubung untuk menjaganya agar tetap pada bentuknya. Selubung itu diistilahkan dengan Subtle Organizing Energy Fields (SOEFs) yang juga dibentuk oleh Quantum namun yang berasal dari yang diistilahkan sebagai Zero Point Field (ZPF) yaitu Medan Titik Nol / alam suwung yang tidak ada apa-apa alias kosong namun kenyataannya juga tidak benar-benar kosong sebab ada quantum di dalamnya. Jadi antara ada dan tiada. Begitu juga wujud materi setiap makhluk, antara ada dan tiada. Sebenarnya tiada, sebab adanya diadakan oleh Gusti Allah.

Quantum yang ada di dalam ZPF ini diistilahkan sebagai TACHYON, jumlahnya tak terbatas, ada di mana-mana, mempunyai kecepatan di atas kecepatan cahaya dan menyuplai seluruh frekuensi dari setiap wujud materi. Tentu saja tachyon ini dikonversikan terlebih dahulu oleh SOEFs sehingga kecepatannya menjadi di bawah kecepatan cahaya dan frekuensinya sesuai dengan frekuensi wujud materi yang disuplainya. Sehingga misalnya wujud jantung ya tetap menjadi jantung, tidak buyar frekuensinya dan lenyap.

Dari sudut pandang inilah, suatu wujud materi akan terganggu fungsinya saat suplai tachyon untuknya terganggu atau pun kurang. Begitu pun untuk aspek kesehatan manusia, saat mengalami kondisi sakit, dapat diartikan suplai tachyon untuk organ yang terkait penyebab sakitnya itu kurang atau mengalami gangguan.

Maka saat ini sudah sangat banyak alat-alat kesehatan yang prinsip kerjanya memanfaatkan tachyon ini, yaitu dengan menerima frekuensi tachyon tersebut dan memancarkannya lagi ke dalam tubuh fisik manusia. Biasanya berupa gelang, kalung, termos, plate, sabuk, bantal, alas tidur dan sebagainya.

Suatu saat sangat termungkinkan energi listrik pun diubah dari tachyon ini. Mungkin juga bahan bakar juga bisa memanfaatkan tachyon ini, sehingga sangat mungkin kelak ada pesawat luar angkasa yang bisa bergerak antar galaksi dengan memanfaatkan tachyon sebagai bahan bakarnya. Saya pernah membaca ada seseorang yang dulu telah melakukan riset untuk mengubah tachyon ini menjadi energi listrik dengan cara sederhana dan biaya yang murah, namun kemudian menjadi tidak jelas kelanjutannya sebab harus berhadapan dengan hegemoni industri energi listrik yang telah ada yang merasa terancam kelangsungannya bila penelitian tersebut terus berlanjut.

Salah satu alat sederhana yang bisa kita buat sendiri di rumah dengan biaya yang relatif murah, yang berfungsi sebagai penerima dan pemancar tachyon ini adalah ORGONITE, sebagaimana pernah saya tuliskan dengan judul Sedekah BUMI untuk LANGIT juga.

-----------------

Kalau alat-alat kesehatan seperti yang saya sebutkan di atas itu pasti harganya relatih mahal di kisaran di atas satu juta rupiah, sebab memproduksinya dengan teknologi tinggi dan material yang mahal pula. Namun sebenarnya kita bisa membuatnya sendiri dari bahan apa saja dengan mudah. Kita bisa membuatnya dari bekas CD yang tidak terpakai, tatakan atau tutup gelas, galon air, bantal, piring, cincin, jam tangan atau apa pun juga, baik dari plastik maupun logam. Semua itu bisa kita jadikan pesawat penerima dan pemancar tachyon. Mau tahu caranya ? He… he… he… yang di Surabaya bisa kopdar ke rumah.

Intinya begini, Zero Point Field itu juga ada dalam diri kita yaitu dalam hati kita. Jadi yang sudah terbiasa khusyu’ hatinya, insya Allah pasti bisa mengakses tachyon ini, dengan niat, yang kemudian niat ini akan mengarahkan vibrasi pikiran untuk mewujudkan apa yang kita niatkan.

Kalau di malam hari kita melihat bintang di langit, bisa jadi bahwa bintang yang terlihat itu sesungguhnya sudah tidak berposisi di tempat yang kita lihat. Karena yang sedang kita lihat kemungkinan adalah pantulan cahayanya yang sudah sejak ribuan tahun lalu. Jauhnya jaraklah yang meyebabkan cahaya itu baru terlihat saat kita melihatnya. Namun pikiran, tidak perlu jeda karena jarak, dia bisa langsung berada di saat dan tempat yang kita pikirkan. Berarti pikiran itu memiliki kecepatan di atas kecepatan cahaya. Sehingga vibrasi pikiran inilah yang bisa kita gunakan untuk mengarahkan tachyon, dengan mengubah struktur molekuler suatu materi secara permanen agar bisa berfungsi untuk menerima dan memancarkan tachyon melaluinya.

Sederhana sekali, hanya dengan niat dan mengkondisikan pikiran untuk khusyu’. Pikiran yang khusyu’ itu maksudnya pikiran yang diproduksi oleh otak dalam gelombang alfa, tanda-tandanya adalah kondisi sliyat-sliyut seperti orang mengantuk namun tetap sadar dengan merasakan suatu obyek tertentu.

Sebenarnya, tachyon ini bisa digunakan untuk kepentingan apa saja, namun di tangan orang yang tak sadar malah akan mengganggu keseimbangan, sebab biasanya nafsunya pasti akan tergoda memanfaatkannya. Kalau sudah begitu nur pasti akan jadi nar.


He… he… tapi kalau untuk menjaga kesehatan secara preventif, saya kira tidak masalah, lha dari pada beli alat-alat kesehatan harganya mahal ? Mending buat sendiri, bisa dari bahan apa saja, murah meriah, bisa ditest dengan metoda test sebagimana alat-alat kesehatan yang dijual di pasaran, ya… dalam rangka menjalankan ikhtiar sehat, toh ke dokter dan obatnya juga mahal. Kalau secara preventif masih saja sakit, itu namanya takdir, alhamdulillah ada kesempatan melebur dosa. Kalau sudah sakit, ya harus tetap berikhtiar sembuh, berobat ke dokter. Kalau ke dokter belum sembuh juga, bolehlah ke dukun… he… he… he…


Teknisnya ? Tentu saja tidak akan dipaparkan di sini, takut dibaca yang masih di bawah umur, tetapi kalau pesan bolehlah…
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger