Home » , » #1 Ilmu Titén

#1 Ilmu Titén

Written By BAGUS herwindro on May 23, 2012 | May 23, 2012

Hahahahahahaha….. sungguh, secara nyata memang saya sedang tertawa saat terlintas mau menulis ini. Kalau dalam kesendirian saya tertawa, biasanya memang sedang teringat hal-hal yang menggelikan atau bisa jadi saya sedang menertawakan diri saya sendiri atau bisa jadi bahwa biasanya tertawa saya itu merupakan ekspresi kengerian yang sulit untuk dilukiskan. Itu saya, bagaimana dengan Anda ?

Saya bisa mengatakan itu karena saya biasa niténi [memperhatikan / mempelajari kebiasaan] diri saya sendiri. Nah, tertawa saya di awal penulisan ini, masuk kategori yang ketiga, yaitu sebagai ekspresi dari kengerian. Penasaran kan ?

Kalau memang Anda penasaran, saya sarankan sebaiknya tidak usah meneruskan membaca dan segeralah beralih ke halaman lain, dari pada rasa penasaran Anda berbuah kekecewaan karena yang saya tulis tidak semenarik judulnya, he… he… he…

Walau tanpa rumus hitung yang pasti, ilmu titén bukanlah tahayul, sebab dia berdasarkan realita yang sering terjadi, sebab akibat yang berulang terus. Kalau begini, maka biasanya akan begini. Kalau begitu, maka biasanya akan begitu. Para leluhur nusantara sudah menggunakan Ilmu titén dengan luar biasa, sehingga sudah merasakan realita kealamsemestaan dan aplikasinya secara nyata tanpa alat dan tanpa pesawat dalam kehidupan, bahkan sejak dunia Barat belum menemukan teorinya sekali pun. Teknologi waktunya orang Jawa yang bernama Pranata Mangsa, adalah salah satu hasil dari Ilmu Titén ini. Contoh lainnya adalah teleportasi, seperti ilmu melipat jarak dan ilmu santet. Suwung dalam samadi, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, jauh sebelum ilmuwan barat menemukan fenomena Quantum, juga Niat Ingsun yang sudah menjadi keseharian, di Barat baru dikenal menjadi ilmu dengan nama NLP. Masih banyak yang lainnya, silahkan didalami sendiri.

Namun bukan itu yang saya maksud, ilmu titén pada judul tulisan ini lebih kepada niténi diri saya sendiri, sebab lebih mudah sebab saya menjadi subyek sekaligus sebagai obyeknya, tentu saja kalau mau jujur pada diri sendiri. Banyak hal akan terkait-paut, hingga untuk menulis ini pun sebenarnya saya merasa bingung, akan mulai dari mana ? Namun karena saya sudah punya resep untuk mengatasi kebingungan, maka bereslah sudah. Mau tahu resepnya ? Ini katanya dosen saya dulu lho ya… kalu bingung itu resep pertamanya adalah pegangan meja. Kalu sudah pegangan meja masih bingung, maka resep kedua yang harus dijalankan, yaitu baju yang kita pakai harus dibalik, jadi memakainya secara terbalik. He… he… he… kalau tidak percaya, silahkan Panjenengan praktekkan.

Andai ada orang yang menawari Panjengan untuk makan, mungkin Panjengan akan bilang kalau sudah makan meskipun sebenarnya belum makan yang apa pun alasannya itu adalah sebuah kebohongan, tetapi kalau misalnya perut terasa lapar, maka akan laparlah dia, perut tidak bisa berbohong dengan berpura-pura tidak merasakan lapar. Contoh lain adalah, saat orang beralibi dari suatu kesalahan dengan berbohong, meskipun intonasi suaranya meyakinkan dan ekspresi wajahnya tetap tenang, biasanya detak jantung tidak akan bohong, dia pasti akan berdetak lebih cepat bila dibandingkan dengan kondisi normal. Dari dua contoh tersebut, kita bisa niténi bahwa tubuh fisik kita tidak pernah berbohong, dia selalu jujur apa adanya. Dari niténi kejujuran tubuh ini bisa jadi ilmu yang bernama kinesiology yang bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan kesehatan physical, emosional, mental & spiritual. Itu di antaranya.

Saya teringat dawuhnya Sayyidina Ali, yang kemudian menjadi titik masuk untuk niténi awake dewe. Sayyidina Ali pernah dawuh bahwa siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.

Mohon maaf saya bukan Ustadz, bukan pula Gus apalagi Kyai. Tidak juga paham Qur’an dan Hadits. Saya hanya orang awam yang mencoba untuk mencari koordinat ilmunya dalam diri saya sendiri, mencari benang biru dan titik temunya dalam diri saya sendiri, agar bisa memahami dan merasakan secara langsung. Kok bukan benang merah ? Ya terserah saya tho.. kan yang menulis saya bukan Panjenengan he… he… he… mau benang hitam, benang hijau ya terserah saya.

Belum selesai.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger