Home » » LIARnya PIKIRAN

LIARnya PIKIRAN

Written By BAGUS herwindro on Sep 5, 2011 | September 05, 2011


Baru saja naik kereta dari Yogyakarta menuju ke Surabaya. Sama seperti saat berangkat – lebaran – kemarin, seakan diingatkan kembali tentang pikiran kita.

Apa hubungannya ?  Ya tidak ada hubungannya sama sekali, tetapi sebagaimana biasa selalu saya hubung-hubungkan, siapa tahu jodoh walau agak terpaksa, daripada tidak ?

-----------

Dari jendela kereta saya bisa melihat keadaan di luar. Ada deretan perumahan, hamparan sawah, lekukan sungai dan pegunungan yang statis. Selain itu terlihat juga lalu lalang kendaraan, hilir mudiknya orang dan pergerakan berbagao macam hewan yang dinamis. Dari dalam kereta, semuanya terlihat sangat cepat, selalu berganti dalam hitungan detik. Seperti itulah pikiran kita, selalu bergerak, liar tak terkendali, obyeknya selalu berganti-ganti, sebentar ingat sini sesaat kemudian ingat sana. Begitu seterusnya. Jarang yang bisa mengendalikan.

Ketaksadaran diri dalam segala hal yang kita lakukan, termasuk juga tak tergenggamnya pengendalian diri yang baik dalam arti gampang diombang-ambingkan oleh perasaan kita sendiri, salah satu penyebabnya adalah karena pikiran yang liar tak terkendali.

Semestinya dan seharusnya, posisi kita terhadap pikiran kita sendiri adalah seperti penumpang kereta dan pemandangan yang ada di luar kereta. Dalam kata lain, kita jangan sampai terlibat oleh lintasan gerak pikiran kita. Kita harus hanya sekedar menyaksikannya saja, sehingga dalam memandang segala sesuatu terutama memandang diri kita sendiri, tetap dapat kita lakukan secara jernih, obyektif dan tidak memihak.

Lalu  apakah memang pikiran bisa dikendalikan ? Bisa. Mudahkah ? Sulit. Lalu bagaimana caranya ? Embuh… he… he…. he… lha wong saya sendiri juga belum berhasil menjinakkan keliaran pikiran saya.

Agar dunia tak masuk terlalu jauh di dalam hati, maka hati harus disibukkan dengan berdzikir. Demikian juga dengan pikiran, agar tak terlalu liar lintasan geraknya, pikiran pun harus diberi satu kesibukan tersendiri agar nantinya kita bisa sekedar menyaksikannya tanpa terlibat di dalamnya. Apa kesibukan yang bisa diberikan kepada pikiran ? Salah satu yang sederhana adalah memperhatikan nafas kita sendiri, perhatikan masuknya nafas dari hidung kita dan perhatikan pula keluarnya nafas dari hidung kita.

Sambil beraktivitas apa pun, hatinya dilatih berdzikir dan pikirannya dilatih memperhatikan keluar masuknya nafas. Monggo kalau mau mencoba silahkan dan rasakan sendiri perbedaannya.

Lebih jauh dari itu, memperhatikan nafas berarti mengingat kehidupan, sebab nafas bagi manusia merupakan salah satu sumber kehidupannya. Mengingat hidup berarti mengingat yang memberi hidup, jadi klop dengan hatinya yang dilatih berdzikir.
Bernafas berarti memasukkan unsur atau anasir udara ke dalam tubuh kita, maka jadikanlah juga diri kita sebagaimana karakter udara. Unsur udara, dalam wujudnya sangat berbeda bila dibandingkan dengan anasir air, tanah dan api. Sebab ketiga anasir tersebut terlihat wujudnya, namun udara tidaklah demikian. Ia bisa dirasakan keberadaannya namun tidak bisa dilihat wujudnya.

Sebab itu karakter udara adalah menampung, menerima, membopong dan melingkupi semua tanpa kecuali. Semua yang ada di atas bumi maupun di dalam bumi jika ada ruang di dalamnya akan ditampung dalam udara tanpa kecuali, seperti fitrah seorang ibu yang selalu siap menampung  anak-anaknya. Udara pun selalu menerima tanpa syarat saat diberi ruang yang seperti apapun semisal kubus, bola ata apa pun baik luas maupun sempit, rela. Udara juga selalu siap untuk membopong segala sesuati yang ada di atasnya. Dia tak pernah melukai sipa pun. Ilmu pedang yang paling tinggi sekalipun tak akan sanggup untuk megoyak dan melukai udara. Setiap tebasannya berakhir sia-sia, setiap hunjamannya tak berarti apa-apa. Udara itu selalu welas asih, dia melingkupi apa pun yang ada di dalamnya, tak ada jarak dan tak ada jeda waktu.

Liarnya pikiran, nafas dan udara, sekedar pembuka saja untuk menyelami hikmahnya dalam rangka mengenal diri kita sendiri dan merasakan Tuhan di balik itu semua. SEMOGA.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger