Home » » Bemper

Bemper

Written By BAGUS herwindro on Sep 1, 2011 | September 01, 2011


Ibarat sebuah mobil, pedagang kaki lima merupakan bemper dari “mobil” perekonomian nasional. Andai saja pedagang kaki lima itu tidak boleh ada di negeri ini, apa jadinya angkatan kerja yang sedemikian banyak itu yang tidak dapat terserap di sector formal. Tentu akan terjadi krisis sosial ekonomi yang parah, di mana angkatan kerja yang ada sudah mempunyai beban tanggung jawab untuk menafkahi – minimal diri sendiri, namun pada kenyataannya mereka tidak mempunyai penghasilan sama sekali.

Berdagang secara keliling atau dikenal dengan sebutan kaki lima merupakan salah satu pilihan yang bisa diambil, walau pun keberadaannya pun dari satu sisi tidak boleh ada bagi sebuah kota metropolitan karena dianggap mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Seharusnya memang sangat perlu untuk dikomunikasikan bagaimana aturan mainnya, bagaimana penataannya dan sebagainya. Pemerintah pun harusnya fair, di saat tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan, kemauan rakyatnya untuk berusaha secara mandiri sesuai kapasitasnya masing-masing haruslah difasilitasi, bukan malah dipersulit.

DAN pedagang kaki lima pun merupakan sebuah pekerjaan mulia, tak banyak orang yang walau pun memerlukan sarana penghidupan, berani mengambil pilihan itu.

---------

Ini lain soal, ternyata melihat-lihat dagangan yang ditawarkan para pedagang kaki lima mempunyai keasyikan tersendiri. Pertama, dari segi barang dagangan, sangat beraneka ragam, mulai pakaian, obat dan suplemen, alat pertukangan, alat kesehatan, alat sulap dan kawan-kawannya. Kedua, masing-masing pedagang rupanya juga melakukan diferensiasi dengan caranya yang khas dalam menarik calon pembeli. Untuk barang-barang tertentu, mereka mendemokan produknya demi meyakinkan calon pembelinya.

Namanya pedagang yang mencari keuntungan, tidak semuanya yang berlaku jujur, dalam arti fungsi dari barang yang dijualnya ada juga yang tidak sesuai yang mereka demokan. Harganya memang relative lebih murah, sehingga kadang seseorang tidak menyadari telah membelanjakan lembar demi lembar rupiahnya untuk barang-barang yang meskipun kelihatannya perlu namun bisa jadi setelah mereka membeli suatu barang, memakainya masih lama atau bahkan mungkin tidak akan pernah mereka pakai.

Banyak barang-barang yang dijual merupakan produk inovatif sebagai solusi yang ditawarkan atas problema yang banyak dihadapi calon pembeli mereka. Sebagai contoh sederhana, kasus rentetan bom LPG di seluruh Indonesia, ternyata menimbulkan ide kreatif untuk membuat sebuah alat bantu sederhana untuk mengurangi meledaknya tabung LPG 12 kg akibat kebocoran dari tidak pasnya regulator yang terpasang di mulut tabung, sebab kelihatannya memang pengerjaan / pembuatan tabung LPG tersebut di bawah standar, terutama mulut tabung yang ukurannya selisih sehingga tidak presisi bila dipasang regulator. Belum lagi karet pengaman di mulut tabung juga sering tidak seragam yang mengakibatkan gasnya ngowos saat regulator dipasang. Dari permasalahan itu ada alternatif yang ditawarkan. Alternatif pertama, karet pengaman yang dipasang di regulator sehingga saat regulator dipasang di ujung tabung, tidak akan ada celah yang bisa meloloskan gas dalam tabung keluar melalui regulator meskipun di mulut tabung sama sekali tidak dipasang karet pengaman. Alternatif kedua, ada semacam pipa plastik kecil dengan diameter seukuran lubang selang LPG, ujung yang menghadap ujung regulator terbuat dari kuningan. Pipa tersebut mempunyai dua sisi yang ada lubang kecilnya. Ternyata di dalam pipa tersebut seperti ada bola-bola kecilnya, sehingga gas yang keluar dari regulator itu, diperhalus agar tekanannya tidak terlalu besar, sehingga saat selang bocor atau bahkan terputus pun, gas yang keluar sangat kecil sehingga konsentrasinya tidak secara langsung menimbulkan ledakan.

Lampu hemat energi yang mati pun di pedagang kaki lima bisa jadi hidup lagi dengan diganti komponen tertentunya. Sungguh suatu kreativitas memanfaatkan kesempatan yang ada.

Masih banyak lagi yang lain. Asyik dan memang mengasyikkan.

Nah, suatu saat mungkin Anda perlu barang tertentu, ada tips untuk mendapatkan barang tertentu itu dengan harga dasar yang pasti akan dilepas oleh pedagangnya, tentu saja sebelumnya harus terlebih dahulu mengetahui berapa harga dasar barang tersebut. Caranya tawar saja sesuai harga dasarnya saat pedagangnya baru saja membuka dagangannya. Kalau dia tetap menawarkan dengan harga yang lebih tinggi, pura-pura saja “jual mahal” – tinggal saja jangan mau, biasanya Anda akan dipanggil dengan menyetujui harga yang Anda tawar, sebab mereka percaya bahwa pembeli pertama adalah pelaris bagi mereka. Itu.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger