Home » , » Khususiyah, sebuah catatan tanggal 21 Januari 2011

Khususiyah, sebuah catatan tanggal 21 Januari 2011

Written By BAGUS herwindro on Jan 22, 2011 | January 22, 2011



Satu hal mendasar yang diwejangkan Kang Wasi’ semalam adalah bahwa murid thoriqoh itu HARUS mengikuti tatanan / aturannya Mursyid, sebab Mursyid bertanggung jawab penuh, walau sering juga bahwa apa yang dituntunkan Mursyid itu tidak cocok dengan akal kita. Kalau mau seperti itu, ada apapun juga, insya Allah pasti akan diberi pertolongan Allah.

Masalahnya adalah bahwa kita ini masih sering terbelenggu / terbelit hawa nafsu kita, masing senang ini senang itu, keduniaan, sehingga hal itulah yang menyebabkan kita itu sering sulit sekali untuk diajak ke arah kebaikan.

Jadi murid thoriqoh itu juga bukan berarti semuanya menjadi mudah dan lancar, tetapi malah mungkin sebaliknya, malah ruwet. Tetapi bagaaimana pun ruwetnya, selama mau mengikuti tuntunannya Mursyid, maka pasti ada jalan keluarnya. Sebagaimana yang sering dialami sendiri oleh Kang Wasi’, yang salah satunya saja yang diceritakan tadi malam.

Salah satu kejadian yang diceritakan Kang Wasi' tersebut adalah masalah sarana penghidupan. Dengan latar belakang Kang Wasi' yang dari desa, maka Kang Wasi' pun mempunyai keinginan untuk bisa menanam, maka maturlah pada Romo Yai almarhum, dan mendapat keridhoan Beliau dengan syarat bahwa Beliau juga harus ikut ditanamkan sebagaimana yang ditanam Kang Wasi'.

Dengan tanah sewaan, Kang Wasi' pun memulai usahanya, masalahnya adalah saat pemilik tanah mendesak Kang Wasi' untuk membeli tanahnya, sedangkan Kang Wasi' dalam kondisi tidak mempunyai uang. Maka hal tersebut disiasati Kang Wasi' agar tanah tersebut bisa diperpanjang sewanya terus. Akhirnya setelah tahun ke-4 menginjak tahun ke-5, rasanya hal tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi. Yang memiliki tanah berkeras harus dibeli tanahnya, harganya pun sudah berlipat, kondisinya pun masih sama belum memiliki uang untuk menebusnya.

Maka Kang Wasi' pun mohon doa restu ke Yai yang sekarang. Beliau menanyakan harganya dan mengatakan ke Kang Wasi' bahwa insya Allah bisa. Kang Wasi' disuruh mencari pinjaman dana. nDilalah kok ya dapat pinjaman, malah bisa diangsur pula dalam setahun yang akhirnya permasalahan tersebut bisa diselesaikan. Saat harganya masih murah tidak mampu membeli tetapi sebaliknya saat harganya sudah menjadi mahal malah bisa membeli. Saat itu ada dua pilihan tanah yang harus dibeli, yang satu milik seorang jamaah Syadziliyah, satunya lagi milik seorang penganut kebatinan. Pilihan pun dilandasi istikhoroh, yang isyarah yang diterima yang harus dibeli malah yang dimiliki yang kebatinan tadi.

Satu hal yang ditekankan Kang Wasi' adalah bahwa kita semua ini harus benar-benar mensyukuri memiliki mursyid yang benar-benar mursyid [kamil mukammil], sebab belum tentu pada tahun-tahun mendatang kita akan mendapatkani mursyid yang demikian itu. Alhamdulillah mursyid dari PETA itu benar-benar mursyid, bahkan yang sekarang ini menurut kesaksian gurunya Kang Wasi' (almarhum KH. Wahid Zuhdi) juga kesaksian tokoh-tokoh sepuh, melebihi dari yang sebelumnya. Lebih primpen [lebih rapat menyembunyikan dirinya) juga.

Jadi kuncinya, taat pada tatanan Mursyid, setiap langkah selalu dipertimbangkan dengan istikharah dan mendapat keridhoan Mursyid, maka insya Allah semuanya akan mungkin walau sebelumnya terlihat tidak mungkin.

Semoga bermanfaat.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger