aku capek bu..

ibu... aku capek bu
setiap hari kau ajak aku menyusuri jalanan
jalanan yang sangat panjang untuk kaki kecilku

ibu... aku capek bu
setiap hari kau seret tangan kecilku di belakangmu
sambil kau bebankan bungkusan jajanan di tangan lainku
meski kutahu bu, jajanan itu yang menghidupiku
dengan kau titip-titipkan di warung dekat rumah

ibu... aku capek bu
kalau harus mengejar ibu dengan langkah kecilku
hingga sering aku tertinggal langkah
jauh di belakangmu bu...

ibu... aku capek bu
sedang tangisku pun kau tak hirau
saat kau kunci aku dalam rumah sendiri

ibu... aku capek bu
untuk berusaha mengerti tentang kenyataan
untuk memahaminya dengan akal kecilku

ibu... kemana bu
kasih sayang yang dulu sempat kurasa

ibu... kemana bu
canda tawa yang dulu pernah kuterima

ibu... kemana bu
kecup mesra yang dulu selalu kudapat

ibu... ke mana bu
belaian sayangmu yang menentramkanku

ibu... apakah beban ibu demikian berat ... ?
hingga kasihmu padaku pun luruh

ibu... apakah beban ibu demikian berat ... ?
hingga wajah ibu demikian beku

di saat anak-anak lain bermain ria
hatiku nestapa, bu...

di saat anak lain bercengkerama dangan orang tua mereka
aku meringkuk sunyi, bu...

di saat anak lain bermanja mesra
batinku berduka lara, bu...

kemana bu, ku kan berkeluh kesah
kemana bu, ku kan bergelayut manja
kemana bu, ku kan bercanda mesra
sedang bapak pun, ku lupa wajahnya
sedang ibu pun tak tahu jawabnya

ibu... aku capek bu
memendam kisah nestapa

ibu... aku capek bu
menunggu mimpi indahku
ibu... aku capek bu...



19.02.2010

Sebuah fenomena yang terperangkap rasa seperti sebagian kisah di : Jangan Yatimkan Anakmu. Saat ini kutahu berita terakhir, si ayah sang anak sudah meninggal karena sakit. Ampuni kami Yaa Allah.