Di negeri ini, aku paling suka pada masa-masa sekitar dua tahun menjelang jadual pemilu karena aku bisa mensyukuri betapa di negeri ini banyak orang baik, banyak orang sholih, banyak orang pintar, banyak orang berwawasan, banyak orang yang mempuyai konsep dan yang paling kusyukuri banyak orang yang mempunyai tekad memajukan negeri ini, memajukan masyarakat bangsa ini, memakmurkan seluruh anak bangsa ini di seluruh pelosok negeri tanpa sedikitpun memikirkan kepentingan perut mereka sendiri, kepentingan keluarga mereka sendiri, kepentingan partai mereka sendiri, kepentingan bisnis mereka sendiri, kepentingan kroni mereka sendiri apalagi kepentingan para sponsor yang mendanai mereka.
Terlebih lagi pada masa-masa kampanye baik itu kampanye PILGUB, PILPRES atau pun kampanye LEGISLATIF, karena itu berarti masa-masa panen raya bagi berbagai ragam bisnisku. Walau dana untuk kepentingan itu sedemikian besarnya bila dibandingkan dengan dana untuk pemberdayaan sedulur-sedulurku di pelosok negeri ini yang hidup jauh di bawah garis kemiskinan, tapi rasanya tak apalah, bukankah nantinya juga untuk kepentingan rakyat juga ? Bukankah mereka yang bertarung dalam pentas kampanye negeri ini juga berjuang untuk rakyat, demi rakyat dan atas nama rakyat ? Walau pun rakyat itu sendiri tidak mearasa diwakili, tidak merasa diperjuangkan apalagi diuntungkan, tetapi bukan masalah, namanya saja asumsi. Bukankah asumsi boleh dipergunakan di negeri ini. Asumsi bahwa rakyat mau diwakili, mau diperjuangkan dan mau dimakmurkan.
Bisnis Advertisingku pasti laris manis karena masa kampanye ini pencitraan diri merupakan satu hal yang sangat penting dan aku bisa menerima hal itu karena kuyakin citra diri yang mereka tampilkan di hadapan publik memang merupakan keseharian mereka dan bukan sebagai pembohongan publik bagai lipstick pemerah bibir atau pun make-up pemanis wajah. Aku pasti kebanjiran order spot iklan di media televisi, disain iklan untuk media cetak, berbagai media outdoor printing, berbagai bentuk souvenir seperti kaos, mug, jam dinding, ballpoint dan masih banyak lagi. Apalagi jaringan bisnisku luas, aku bisa melayani order mulai tingkat lokal, propinsi maupun nasional. Bukankah aku ikut berjasa dalam membantu negeri ini untuk menatap masa depan yang lebih baik ?
Bisnis Event Organizerku pasti juga laris manis karena kebanjiran order menyiapkan event kampanye baik secara terbatas di hotel-hotel berbintang maupun di tempat umum dengan menampilkan artis-artis papan atas negeri ini. Kalau perlu aku akan mengorganisir dan memobilisasi para ustadz, kiai atau pemuka agama yang lain untuk mendukung event kampanye sesuai pesanan. Bukankah untuk kemajuan negeri ini perlu konsep yang jelas, yang visioner dan tentunya bisa dicarikan dalil-dali agamanya biar rakyat negeri ini mau mendukung dengan sepenuh hati ?
Bisnis Resto dan Hotelku tidak ketinggalan juga pasti kebajiran order, karena banyak partai politik, banyak tim sukses masing-masing tokoh yang sedang berpentas sering mengadakan rapat konsolidasi di jaringan restoku yang tersebar luas di kota-kota besar negeri ini. Apalagi jika banyak tokoh pusat berkunjung ke daerah beserta tim suksesnya, pasti menginap juga di jaringan hotelku.
Bisnis sembakoku juga biasanya kebajiran order dari para tokoh yang berkeinginan mulia untuk menyantuni sedulur-sedulur yang kurang mampu di pelosok pedesaan sana. Sungguh niatan yang mulia.
Dan berbagai bisnisku yang lain yang meyangkut pemilu pasti mengalami masa panen raya, karena jaringanku kuat di daerah lingkar kekuasaan sehingga aku pasti memenangkan tender, seperti misalnya tender pengadaan logistik pemilu.
Aku yakin dana yang dipergunakan pada masa kampanye berasal dari sumber yang jelas, kalau pun toh banyak sponsor yang mendanai, aku yakin niat mereka adalah mulia demi kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan negeri ini. Mereka mendanai tanpa syarat apa pun, meski tokoh atau partai yang mereka danai memenangkan pemilihan, mereka tidak akan menuntut balas jasa apa pun. Meski diberi fasilitas pun akan dengan tegas mereka tolak, karena niat mereka memang tanpa pamrih apa pun.
Makanya aku bisa mengerti kalau ada tokoh yang kalah pilgub lalu pendukungnya ngamuk sampai terjadi sengketa yang berlarut-larut. Itu disebabkan oleh betapa kuat keinginan tokoh yang kalah pemilihan itu untuk mendarmabaktikan hidupnya mengabdi pada rakyat. Kalau kalah, bukankah tertutup sudah kemungkinan untuk mengabdi pada rakyat, karena itu mereka ngotot untuk menang, walau pun sedikit curang, tapi demi kebaikan, demi pengabdian, tidak masalah bukan ? Kalu dana yang sudah terpakai untuk membiayai mereka maju ke putaran pilgub sih bukan masalah, mereka ikhlas kok !!!
Aku bisa mengerti juga kalo banyak caleg yang juga ngamuk karena dapat nomor urut belakang, bukannya nomor jadi, karena kemungkinan untuk jadi anggota legislatif kan semakin kecil, sedangkan semangat pengabdian mereka untuk bangsa dan negara sangatlah kuat. Wajar kan kalo mereka kecewa. Masalah dana yang sudah terpakai untuk membiayai kampanye mereka ke pemilihan legislatif sih bukan masalah, mereka ikhlas kok !!!
Terusannya, silahkan ditambahi sendiri ya... ???? Yang jelas mulai awal tulisan ini sampai akhir : NGGEDABRUS PUOLLLLL !!!!!! HA..... HA..... 1000x.
0 Comments
