Home » , , » Khususiyah 20.06.08

Khususiyah 20.06.08

Written By BAGUS herwindro on Jun 23, 2008 | June 23, 2008




Sehabis
khususiyah kemarin, Kang Wasi’ berpesan tentang beberapa hal terutama tentang kaderisasi. Yang dapat saya tangkap kaderisasi yang dimaksudkan tersebut adalah jangan sampai jamaah/murid PETA tidak pernah sama sekali memperkenalkan thoriqoh kepada keluarga terutama kepada anak. Jadi nanti kalau yang tua-tua sudah meninggal, tidak ada yang melanjutkan. Jangan sampai juga malah terputus hubungan dengan pondok apalagi terputus hubungan dengan guru Mursyid. Terputus dengan guru Mursyid maksudnya adalah tidak lagi melaksanakan apa yang dipesankan oleh guru Mursyid, tidak lagi mengamalkan apa yang sudah diberikan oleh guru Mursyid apalagi bila sampai mengganti amalan tersebut dengan amalan lain dengan niat yang selain lillahi ta’ala, wah... bisa gawat tuh, tidak ada barokah manfaatnya dunia akhirat, bisa jadi yang muncul khadam jin dan kalau sudah begitu biasanya ada ciri khasnya yaitu salah satu anaknya ada yang error. Sudah banyak contohnya, bahkan ada yang dekat malahan, di Tulungagung juga, pondok juga yang lepas dari amalan yang diberikan mursyid tetapi malah membentuk jamaah sendiri yaitu jamaah sholawat.

Ada lagi satu kisah tentang perjalanan mencari mursyid dari almarhum KH. Abdul Wahid Zuhdi yang dulu merupakan kiyainya Kang Wasi’. Beliau adalah seorang faqih, seorang yang tinggi, luas dan ahli dalam ilmu fiqih, ushul fiqih dan yang lainnya. Di daerah sekitar Jawa Tengah oleh orang thoriqoh Beliau dijuluki Kiai Syariat – kulit thok, karena memang Beliau menolak ajaran tasawuf apalagi thoriqoh. Beliau mempunyai prinsip bahwa untuk apa berguru pada seseorang yang ilmunya lebih rendah dari Beliau. Sampai akhirnya beliau tergerak hatinya untuk berguru kepada seorang mursyid, tetapi ya itu tadi, Beliau hanya mau berguru pada seorang mursyid yang ilmunya lebih tinggi dari ilmu yang Beliau kuasai. Maka setiap ada mursyid thoriqoh selalu Beliau datangi dan proses itu memakan waktu sekitar dua tahunan keliling di berbagai tempat di tanah Jawa, mulai Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur tetapi dari sekian mursyid yang dijumpai tidak ada yang memuaskan Beliau. Sampai akhirnya Beliau sowan ke Pondok PETA bermaksud menemui almarhum Syaikh Abdul Jalil Mustaqim. Sebagaimana ketika sowan ke mursyid-mursyid yang lain, Beliau sudah menyiapkan beberapa soal/permasalahan yang akan diajukan untuk mengetahui seberapa tinggi keilmuan yang dimiliki para mursyid tersebut. Tetapi oleh Syaikh Abdul Jalil Mustaqim, Beliau belum ditemui dan hal tersebut sampai terjadi tiga kali. Baru pada sowan berikutnya Beliau ditemui oleh Syaikh Abdul Jalil Mustaqim, semalam suntuk malah, sehabis isya sampai subuh. Belum sempat Beliau mengajukan soal/permasalahan yang sudah disiapkan lha kok soal/permasalahan tersebut sudah diuraikan panjang lebar dengan sangat detil dan dalam oleh Syaikh Abdul Jalil Mustaqim. Saat itu juga Beliau menangis dan benar-benar mengakui ketinggian ilmu Syaikh Abdul Jalil Mustaqim, bahkan Beliau mengatakan bahwa apa yang disampaikan merupakan fiqih keramat dalam artian melebihi dari apa yang tertulis di semua kitab yang ada ya karena ilmunya seolah-olah langsung dari Allah. Sebelum meninggal Beliau juga pernah mengatakan kepada Kang Wasi’ bahwa mursyid yang sekarang malah lebih dari yang sebelumnya.

Semoga bermanfaat.
Share this article :
Comments
1 Comments

1 komentar:

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger